OLAHRAGA LARI TANPA SEPATU LARI
(Barefoot Running)
Selama ini orang berolahraga lari dengan memakai sepatu. Dengan demikian secara otomatis banyak orang akan menyangka bahwa berlari atau jogging dengan kaki telanjang sangat menyakitkan dan berisiko luka pada telapak kaki dan cedera pada bahagian tubuh yang lain (misalnya, pergelangan kaki, lutut dan pinggang). Ternyata pimikiran seperti ini menyimpang dari kebenaran.
Pada jaman dahulu ketika sepatu masih belum diciptakan, manusia sanggup berlari dan berjalan tanpa alas kaki. Untuk mendaki gunung, mereka lakukan dengan kaki telanjang. Memburu di dalam hutan, kaki mereka juga tidak dialasi. Sepatu lari (jogging shoes) baru diciptakan pada tahun 70-an. Sejak itulah, telapak kaki manusia terpisah dan terisolasi dengan bumi. Saat ini sepatu lari yang serba hi-tech dengan bantalan tumit yang tebal-tebal sudah membanjiri pasaran dan konsumen dimanjakan dengan pilihan yang hampir tidak ada batasnya.
Sebagus apa pun pabrik menciptakan sepatu lari, mereka tidak akan pernah bisa membuat sepatu yang benar-benar cocok dengan karateristik kaki setiap orang. Para ahli bahkan mengatakan sepatu lari yang diciptakan di jaman modern ini bukan hanya mengubah bentuk kaki para olahragawan tetapi juga membuat kaki mereka lebih mudah cedera.
Sebagus apa pun pabrik menciptakan sepatu lari, mereka tidak akan pernah bisa membuat sepatu yang benar-benar cocok dengan karateristik kaki setiap orang. Para ahli bahkan mengatakan sepatu lari yang diciptakan di jaman modern ini bukan hanya mengubah bentuk kaki para olahragawan tetapi juga membuat kaki mereka lebih mudah cedera.
Menurut pantauan sejumlah peneliti dari Harvard University di Amerika Serikat, berlari tanpa alas kaki ternyata lebih bermanfaat untuk tubuh manusia. Peneliti Harvard University, Prof Daniel Lieberman dan rekan-rekannya, melakukan pengamatan terhadap pelari dari Amerika dan Kenya. Dari perbandingan gaya berlari kedua group ini, para peneliti menemukan bahwa dua per tiga dari Kenya berlari dengan kaki telanjang. Cara mereka mendaratkan kaki juga sangat berbeda dengan cara yang dilakukan oleh para pelari yang memakai sepatu. Para pelari tanpa alas kaki mendaratkan kaki mereka pada bahagian depan (fore-foot strike) atau bahagian tengah telapak kaki (mid-foot strike). Sedangkan yang berpakaian sepatu lari mendaratkan kaki mereka pada bahagian tumit (heel strike). Secara teori, perbedaan penyentuhan telapak kaki kedua kelompok pelari ini ke landasan bisa disimpulkan sebagai berikut :
- Berlari dengan memakai sepatu (mendaratkan tumit kaki terlebih dahulu) :- Benturan dari dampak telapak kaki setelah menyentuh landasan bergerak ke kaki bahagian atas secara vertikal. Hal ini bisa mengakibatkan kecederaan pada lutut dan pinggang.
- Berlari dengan memakai sepatu (mendaratkan tumit kaki terlebih dahulu) :- Benturan dari dampak telapak kaki setelah menyentuh landasan bergerak ke kaki bahagian atas secara vertikal. Hal ini bisa mengakibatkan kecederaan pada lutut dan pinggang.
- Berlari tanpa alas kaki (mendaratkan bahagian depan atau tengah telapak kaki terlebih dahulu) :- Benturan dari dampak telapak kaki setelah menyentuh landasan bergerak ke kaki bahagian atas secara rotasional. Ketika benturan ini menelusuri melalui tikungan yang hampir 90 derajat pada pergelangan kaki ke arah kaki bahagian atas, dampaknya sudah banyak terserap dan berkurang. Dengan demikian kecederaan pada lutut dan pinggang mungkin bisa terhindari.