Dalam cuaca berangin, pelari Kenya, Geoffrey Mutai, berhasil mempertahankan gelar juara maraton kota New York yang diraih dua tahun lalu dengan rekornya kali ini 2 jam, 8 menit dan 24 detik. Sementara itu, Tsegaye Kebede dari Ethiopia menduduki posisi kedua, dengan kecepatannya lambat satu menit kecepatan Mutai, dan mengambil gelar World Marathon Majors laki-laki. Seri Gelar World Marathon Majors ini meliputi lima maraton utama, Olimpiade dan kejuaraan dunia. Pelari profesional harus mengumpulkan poin selama putaran dua musim. Peserta Afrika Selatan Appleton Montreal menempati peringkat ketiga.
Dua pelari Kenya memborong kejuaraan Maraton kota New York tahun 2013 dengan memenangi perlombaan bahagian putera dan wanita. Acara perlombaan New York City Marathon ini tidak diadakan di tahun 2012 lalu karena serangan raksasa badai Sandy. Untuk tahun ini, akibat pengaruh insiden maraton Boston pada bulan April lalu, perlombaan maraton kota New York ini diselenggarakan dalam siaga tinggi. Berbagai sarana keamanan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti misalnya dilakukan pengerahan anjing pengendus bahan peledak. Hampir 50.000 peserta dari 115 negara berpartisipasi di New York City Marathon 2013 yang berjarak 42 km. Dalam cuaca berangin, pelari Kenya, Geoffrey Mutai, berhasil mempertahankan gelar juara maraton kota New York yang diraih dua tahun lalu dengan rekornya kali ini 2 jam, 8 menit dan 24 detik. Sementara itu, Tsegaye Kebede dari Ethiopia menduduki posisi kedua, dengan kecepatannya lambat satu menit kecepatan Mutai, dan mengambil gelar World Marathon Majors laki-laki. Seri Gelar World Marathon Majors ini meliputi lima maraton utama, Olimpiade dan kejuaraan dunia. Pelari profesional harus mengumpulkan poin selama putaran dua musim. Peserta Afrika Selatan Appleton Montreal menempati peringkat ketiga. Pelari perempuan Priscah Jeptoo, juga dari negara Kenya, memenangkan perlombaan maraton wanita dalam New York City Marathon ini. Pemegang medali perak Olimpiade London 2012 menyelesai maraton kota New York ini dengan waktu 2 jam 25 menit 7 detik. Priscah juga mengantongi $500.000 atas perengutan gelar "World Marathon Majors".
1 Comment
Runkeeper adalah salah satu aplikasi sport tracker yang tersedia di Android Google dan juga platform iOS Apple. Dari sekian banyak aplikasi tracker olahraga, RunKeeper adalah pilihan utama bagi saya. Ini adalah hasil dari pengukuran akurasi terbaik secara keseluruhan dari beberapa aplikasi yang diuji. Runkeeper berfungsi dengan baik, fitur-fitur seperti GPS lock-in yang relatif cepat, autopause dan pemetaan. Fitur lainnya yang tersedia termasuk koneksi ke Social Network seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Google, dll. Dengan Peta Google yang terintegrasi, aplikasi ini dapat menampilkan rute dan lokasi saya berlari. Hasil pengukuran latihan dengan mudah dapat di-upload ke situs Runkeeper.com untuk diperbandingkan dengan hasil pelari lain dari berbagai pelosok dunia dan juga untuk pemantauan kenerja saya dalam bentuk grafik. Aplikasi Runkeeper sangat mudah digunakan. Setelah aplikasi ini mendapatkan sinyal GPS, tombol Start ditekan, Runkeeper langsung mencatat kronologis kegiatan. Setelah habis berlari, aplikasi ini akan menunjukkan jarak, waktu, kalori dibakar dan kecepatan rata-rata. Penggemar kebugaran biasanya lebih suka kecepatan, yang memberitahu mereka berapa menit mereka ambil untuk menyelesaikan 1 km, namun buat seorang amatir seperti saya lebih terbiasa dengan ukuran standar kilometer per jam. Aplikasi RunKeeper dapat didownload dari Google Play Store secara gratis. Untuk olahragawan yang serius, mereka dapat meng-upgrade ke RunKeeper Pro (perlu dibayar) untuk menikmati fitur-fitur yang lebih canggih dan memperoleh lebih banyak rincian informasi dari kegiatan olahraga mereka.
_ Acara Maraton Standard Chartered Singapura (SCMS) secara resmi sudah mendapat label Emas dan mulai dari sekarang berstatus sejajar dengan acara maraton lain yang terkemuka di dunia. Dengan demikian SCMS menjadi acara maraton International yang pertama di Asia Tenggara membondong kehormatan emas bergengsi ini. Lambang penghargaan ini diberikan kepada acara tahunan perlombaan maraton Standard Chartered Singapura oleh Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) pada hari Kamis minggu lalu. _ Ini berarti bahwa setidaknya logistik dan teknis SCMS sudah selaras dengan event maraton top dunia seperti yang diselenggarakan di kota Berlin, Boston, Chicago, London dan New York. Wakil ketua komite penyelenggara SCMS David Voth mengatakan sebagai penyelenggara, mereka akan terus berusaha meningkatkan perlombaan SCMS tahunan ke arah yang lebih baik. "Sebagai suatu acara perlombaan di jalan umum yang berstatus Label Emas, SCMS harus memenuhi tuntutan berbagai persyaratan logistik yang semuanya akan memberikan pengalaman perlombaan yang baik buat para pelari," kata Voth. Untuk mendapatkan status label emas tersebut, event olahraga lari maraton itu harus memenuhi kriteria tertentu, termasuk pusat media masa yang lengkap, tersedianya video layar raksasa di lapangan untuk menyiarkan perlombaan, pengontrolan doping dan penyiaran lewat televisi diliputi penuh setidaknya di lima negara. Tuntutan yang lain termasuk lintasan lari International yang mantap dengan peserta pelari putera yang mampu berlari dengan kecepatan waktu 2:10:30 dan peserta puteri dengan waktu 2:28:00. _ Standard Chartered Bank adalah sponsor utama SCMS sejak tahun 2002. Acara ini telah berkembang dari 6.000 pelari di tahun 2002 ke jumlah pelari yang me-rekor 65.000 orang tahun ini. Untuk perlombaan SCMS 2011, negara Kenya sekali lagi mendominasi kategori maraton penuh, dengan kategori Putera Terbuka dimenangkan oleh pelari yang berusia 35 tahun Charles Mwai Kanyao. Pemenang tahun lalu untuk kategori Puteri Terbuka, Irene Jerotich Kosegei, mempertahankan gelarnya. _ Kanyao menyentuh garis finish dengan waktu 2:14:33, diikuti oleh rekan-rekan senegaranya Luka Kipkemoi Chelimo dan John Kelai di urutan kedua dan ketiga dengan waktu masing-masing 2:14:38 dan 2:15:45.
Dengan kemenangan ini, Kanyao mengantongi hadiah uang sebesar US $ 50.000. Untuk pemenang kategori Puteri Terbuka, Kosegei muncul menghabisi perlombaan dengan waktu 2:36:42. Ia juga membawa pulang hadiah uang US $ 50.000. _ Indonesia kembali menambah pengumpulan medali emas dari cabang atletik SEA Games XXVI. Dalam lomba maraton putra yang berlangsung di sepanjang Jln. Gubernur H.A. Bastari, Palembang, Rabu (16/11) pagi, pelari putera Indonesia Yahuza menyentuh garis finisih di posisi pertama dengan catatan waktu 2 jam dan 27 detik. Dengan kemenangan ini, para pelari Indonesia sukses menyabetkan total 12 emas di cabang olahraga atletik. Medali perak diraih pelari Filipina, Eric S Panique dengan catatan waktu 2 jam 28 menit 26 detik, diikuti pelari senior Filipina Eduardo Buenavista yang harus puas dengan medali perunggu dengan catatan waktu 2 jam 29 menit 9 detik. Sementara, pelari Indonesia lainnya Nikolas Sila hanya menempati peringkat keempat dengan torehan waktu 2 jam 30 menit 25 detik. _ Sukses ini, bagi Yahuza, boleh dibilang suatu penembusan kekalahan yang dialami di ajang kejuaraan Sea Games di Laos 2 tahun yang silam dimana ia hanya meraih perak di maraton. Padahal di SEA Games 2007, pelari kelahiran Pangkal Pinang tersebut menyabet emas. Yahuza tidak menyangka bisa meraih medali emas di nomor meraton Sea Games 2011 ini. Menurut Yahuza persiapan yang dilakukannya kurang baik dan tidak fokus. “Latihan saya sedikit kacau. Hanya modal nekat saja. Terlebih keluarga, pelatih, sahabat dan rekan-rekan pengurus KONI Babel memberikan support yang penuh kepada saya,” katanya.
Cabang olahraga atletik di SEA Games XXVI kembali dikejutkan oleh atlet Indonesia, Triyaningsih. Pelari puteri Merah Putih kelahiran Salatiga tersebut sukses menyabet tiga emas di nomor bergengsi cabang atletik. Pada tanggal 12 November, Triyaningsih berhasil merebut medali emas di nomor 10.000 meter. Dua hari kemudian, atlet berbadan kecil ini kembali menyapu emas di nomor 5.000 meter. _ Pada event maraton yang diadakan pada 16 November, Triyaningsih sekali lagi tidak mengecewakan tuan rumah SEA Games, Indonesia dengan melengkapi keberhasilannya menyabet medali emas maraton dalam waktu 2 jam 45 menit 35 detik.. Ini adalah kali pertama Triyaningsih sukses hattrick emas dalam satu ajang SEA Games. Hattrick emas dalam ajang SEA Games memang jarang dijumpai. Hasil yang dicapai Triyaningsih untuk menjuarai di tiga nomor tersebut sangatlah luar biasa. Pasalnya, pelari yang berkuliah di STIE Salatiga tersebut sempat mengalami cedera kaki kanan usai memenangkan nomor 10.000. Walaupun dipengaruhi cedera itu, Triyaningsih, adik kandung pelari legendaris Indonesia, Ruwiyati, tidak mau menyerah, bahkan sempat meminta media massa untuk tidak memberitakan cedera yang dialaminya. Menurut pelari mungil ini, kalau pelatihnya mengetahui kecederaan tersebut, kemungkinan Triyaningsih akan dilarang untuk berlari di nomor 5.000 meter dan maraton. _ Ternyata pengorbanan Triyaningsih berbuah hasil. Triyaningsih akhirnya sukses mendadai pita finish terlebih dahulu, meninggalkan lawan-lawannya di belakang. Peraihan emas ketiganya di SEA Games 2011 dari nomor maraton ini sangat jarang terjadi di ajang-ajang SEA Games sebelumnya. Dengan hasil ini, maka cabang atletik total menyumbang 13 emas bagi Indonesia di SEA Games 2011.
Setelah pertandingan SEA Games 2011, Triyaningsih berkeinginan untuk tampil di Olimpiade untuk kali pertama. “Aku ingin tampil di Olimpiade 2012 di London. Setelah pulih sepenuhnya, aku mau tampil di sejumlah turnamen untuk mendapatkan kelayakan tampil di Olimpiade,” papar Triyaningsih. Pada pertandingan Marathon yang diselenggarakan pada tanggal 16 October 2011 di Toronto, Kanada, pelari Inggris Fauja Singh yang berumur 100 tahun berhasil berlari sejauh 42,2 km penuh. Dengan demikian, Fauja Singh adalah orang yang tertua di dunia yang berhasil menyelesaikan marathon penuh 42,2 km. Guinness Book of World Records tidak segan-segan mencatat prestasinya ini. Fauja Singh lahir di India pada tahun 1911 dan pindah ke Inggris pada tahun 1960, saat ini ia tinggal di London. Fauja Singh menyelesaikan perlombaan marathon ini dalam waktu 8 jam 25 menit 16 detik – 6 jam setelah pelari dari Kenya Kenneth Mungara memenangkan acara marathon ini. Fauja Singh juga peserta nomor terakhir yang menyelesaikan acara ini. Keluarga, teman dan para pendukung lainnya menyambut Singh ketika dia habis berlari. Pelatih dan penerjemah Harmander Singh mengatakan, "Melebihi prediksi semula nya, dia sangat gembira," "Sebelum kami melintasi tikungan (akhir) tadi, ia berkata, "Keberhasilan ini membuat dia seolah-olah menikah lagi. " "Dia benar-benar gembira karena telah mencapai keinginan seumur hidupnya." Perlombaan ini adalah marathon Fauja Singh kedelapan. Ia berlari marathon pertamanya pada umur 89 - dan bukan kali pertama ia memecahkan rekor. Dalam acara marathon Toronto 2003, ia sempat memecahkan rekor di kategori umur 90-an dengan menyelesaikan perlombaan dalam waktu 5 jam, 40 menit dan 1 detik. Dan beberapa hari sebelum acara marathon Toronto 2011 ini, Fauja Singh sudah memecahkan rekor dunia perlombaan lari berbagai jarak mulai dari 100 meter sampai 5,000 meter. Diet Fauja Singh sebagian besar terdiri dari roti, teh, kue dan kari India. Ketika menyingung resep untuk umur panjang, katanya, Anda harus selalu bersyukur untuk segala sesuatu yang anda miliki, jauh dari orang-orang pesimis, selalu bersikap optimis dan positif, sering tersenyum, berhobi untuk berlari. Singh mengatakan ia berharap proyek berikutnya adalah berpartisipasi di estafet obor untuk Olimpiade London 2012. Dia sudah pernah membawa obor di Olimpiade Athena 2004. Pelari wanita bertelanjang kaki warga Inggris kelahiran Afrika Selatan, Zola Budd, sekali lagi menjadi sumber kontroversi menyusul kecelakaan pada perlombaan final 3000m untuk wanita di Olimpiade Los Angeles 1984. Dalam perlombaan itu, Zola yang berlari tanpa sepatu kelihatan bertabrakan dengan pelari top dari Amerika Mary Decker, dan membuat Mary Decker jatuh dan keluar dari perlombaan. Reaksi penonton yang keras dan tidak bersahabat membuat pelari tanpa alas kaki Inggris ini gugup dan akhirnya hanya menempati posisi ketujuh di perlombaan itu. Pada awal tahun 1984, Zola Budd sudah menjadi sorotan internasional setelah permohonan untuk mendapatkan kewarganegaraan Inggris diproses dengan cepat supaya sempat baginya untuk bersaing di Olimpiade Los Angeles.
Kalau masih sebagai seorang yang berwarga negara Afrika Selatan, ia pasti tidak memenuhi syarat untuk bersaing sebab Afrika Selatan dilarang berpatisipasi olahraga internasional karena kebijakan apartheid yang dipraktekannya pada masa itu. Keputusan untuk memberikan kewarganegaraan Inggris kepada Zola Budd menimbulkan kemarahan di kalangan kelompok anti-apartheid. Insiden tabrakan fisik antara Zola Budd dan Mary Decker ini telah membuat perlombaan final wanita 3000m yang paling hangat diperdebatkan dalam sejarah Olimpiade sejauh ini. Peristiwa ringkas yang menghancurkan harapan kedua pelari wanita ini untuk mendapatkan medali ditayangkan dari berbagai sudut di televisi dalam upaya untuk memutuskan atlet mana yang harus disalahkan. Pada konferensi pers setelah pertandingan, Mary Decker menangis dan berkata kepada wartawan, "Zola mencoba untuk memotong tanpa jarak yang berkecukupan untuk maju ke depan. Ini sudah jelas dia yang salah.." Namun, petugas yang memantau di lapangan tidak setuju dengan apa yang dilontarkan Mary. Pada awalnya para petugas mendiskualifikasi Zola dengan alasan ia menghalang Mary, tapi setelah mengecek ulang tayangan-tayangan televisi dari perlombaan itu, Zola Budd terbukti tidak bisa disalahkan. Penelitian yang dilakukan oleh Stanford University Medical Center beberapa waktu yang lalu telah mengungkapkan bahwa olahraga berlari dapat memberikan beberapa manfaat anti penuaan (yaitu membuat orang awet muda). Kita selalu tahu bahwa berlari adalah jalan yang bagus untuk meningkatkan kebugaran tubuh kita dan membangun daya tahan otot, tetapi tidak pernah kita ketahui apa dampaknya pada kesehatan untuk jangka panjang. Kabar baiknya adalah bahwa berlari itu dapat memperpanjang kehidupan kita, dan meningkatkan kualitas hidup di usia tua. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pelari tua yang mengalami penyakit fatal seperti kanker jumlahnya rata-rata dibawah 50%. Studi ini diikuti lebih dari 500 pelari, semuanya berumur 50 tahun ke-atas pada awal penelitian, dan studi ini berlangsung selama 20 tahun. Setelah 19 tahun, 34% non-pelari meninggal, dibandingkan dengan pelari yang hanya 15% dari mereka yang mati. Juga, meskipun kedua kelompok ini mengalami kecacatan, rata-rata tidak ada kecacatan serius pada para pelari hingga 16 tahun setelah non-pelari mengalaminya. Jadi berlari, selain memperpanjang umur, juga dapat meningkatkan kualitas hidup hingga 16 tahun lamanya. Setelah orang-orang yang diteliti ini mencapai umur 80-an, perbedaan kesehatan dan kesejahteraan antara kelompok pelari dan non-pelari jauh lebih menonjol. Olahraga berlari tidak hanya mengurangi jumlah kematian yang berkaitan dengan penyakit jantung, arteri dan pernapasan, tapi juga memimalkan kematian akibat kanker, penyakit saraf dan infeksi lainnya. Juga, dalam penelitian ini, kekuatan dan kualitas sendi lutut orang-orang ini diperiksa. Telah lama diasumsikan bahwa berlari untuk jangka yang panjang akan merusak lutut si pelari, dan tentu saja hal ini secara fisik merugikan bagi tubuh. Namun, penelitian ini tidak membuktikan bahwa pelari lebih cendrung menderita osteoarthritis atau membutuhkan penggantian lutut dibandingkan non-pelari. Sering kita mendengar orang-orang menolak untuk lari dengan alasan bahwa olahraga lari itu akan melukai lutut. Dengan penelitian ini alasan tersebut sudah tidak berlaku. Kecederaan lutut bisa saja terjadi, baik seorang itu berlari atau tidak ! Pada saat ini banyak orang mengemari olahraga lari tanpa sepatu dengan tujuan untuk mengurangi kecederaaan pada lutut dan pinggul. Pemimpin penelitian ini Profesor James Fries, profesor emeritus kedokteran di Stanford, mengatakan: "Penelitian ini memiliki pesan yang sangat pro-olahraga. Jika ada orang yang harus memilih sesuatu untuk membuat mereka sehat dan awet muda, pilihan itu adalah latihan aerobik. Manfaat kesehatan dari olahraga jauh lebih banyak dari yang kita duga. " Age Concern, badan amal Inggris yang mempromosikan kesejahteraan untuk orang-orang tua, mengatakan bahwa orang tua banyak yang tidak berolahraga dengan kecukupan. Saat ini lebih dari 90% orang di Inggris yang berumur lebih dari 75 tahun tidak memenuhi pedoman internasional untuk berlatihan fisik moderat selama setengah jam sekurang-kurangnya lima kali seminggu. Gordon Lishman, Direktur Utama Age Concern, mengatakan: "Penelitian ini menegaskan kembali manfaat yang jelas dari latihan rutin untuk orang tua. Olahraga dapat membantu orang tua untuk tinggal aktif dan independen, memastikan jantung sehat, menjaga berat badan dan mengontrol stres. Manfaat jogging dan berlari jauh melampaui tujuan untuk peningkatan kebugaran kardiovaskular saja. Gaya hidup aktif dan sehat dapat menangkal kanker, penyakit jantung, diabetes, stroke, dan infeksi, yang semuanya ini beresiko fatal bagi orang tua.
Michael Sandler adalah Ketua Pegawai Pelatihan (Chief Coaching Officer) perusahaan runBARE dan pelatih Klab Lari Bertelanjang Kaki di kota Boulder, Amerika Serikat. Dia juga mantan pembalap sepeda dan skater professional. Ia telah melatih tim balap sepeda dan tim berlari profesional. Prestasinya yang paling menonjol adalah berbalap sepeda secara sendirian dan tanpa dukungan ke seluruh AS, yang menempuh 8000 km dalam 40 hari, dalam rangka meningkatkan kesadaran untuk penyakit ADD / ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Michael juga orangnya yang menulis buku "Barefoot Running: How to Run Light and Free by Getting in Touch with the Earth (Berlari Tanpa Alas Kaki: Cara Berlari Secara Ringan dan Gratis Dengan Bersentuhan dengan Bumi)." Pada tahun 2006, Michael mengalami kecelakaan yang nyaris meregut nyawanya. Saat ia sedang skating menuruni jalur sepeda, seorang ayah yang mengajar bayinya berjalan, melangkah di depannya dan Michael melompat untuk menghindari tabrakan bayi tersebut. Akhirnya tulang paha, pinggul, dan lengan Michael retak. Kecelakaan tersebut membuat dia harus dioperasi dengan tulang titanium terpasang pada paha dan pinggulnya dan juga mengakibatkan panjang kedua kakinya berselisih 10mm. Michael berjuang untuk pulih hingga pada suatu hari ia menemukan cara berlari dengan bertelanjang kaki. Dengan cara bertelanjang kaki, Michael secara bertahap melatih dirinya kembali bisa berlari. Pada saat ini, dia sudah mampu berlari tanpa alas kaki hingga 32 km per hari dan sangat terinspirasi dengan barefoot running dan telah melatih ribuan orang olahraga yang mereka gemari ini.
Berlari Dengan Kaki Ajaib Cody McCasland, bocah berumur 9 tahun dengan kedua kakinya ter-amputasi, memiliki lebih dari 20 kaki palsu untuk keperluan pertandingan di berbagai cabang olahraga. Ia sudah pernah mengalahkan teman-temannya yang berbadan sehat. Anak laki-laki nekad ini, yang bermimpi memenangkan medali emas di pertanding Olympiade untuk orang cacat, memiliki kaki palsu untuk berjalan, berlari dan duduk sehingga dia bisa bergerak aktif - dan menang di setiap cabang yang dia ikut serta. Ibunya Tina McCasland, 38, mengatakan: "Cody memiliki kaki palsu yang berbeda untuk berbagai kegiatan. Ia menggunakan kaki palsunya untuk berjalan setiap hari, untuk pergi ke sekolah dan menggunakan kaki pendeknya untuk duduk dan kaki larinya untuk sprint cepat. "Dia sangat cepat dan bahkan memenangkan kompetisi melawan anak-anak jauh lebih tua dari pada dia. "Kami selalu mengatakan apa yang ingin dilakukan Cody, kami akan melakukan yang terbaik untuk membiarkan dia memiliki kesempatan itu. Dia tidak akan membiarkan kecacatan menjadi halangan. " Hobi utama Cody adalah berenang - di mana dia tidak menggunakan kaki palsu - dan telah memenangkan medali emas dan perak dalam kompetisi untuk anak-anak dengan berbagai kondisi. Tina berkata: "Dia menyukai renang dan telah memenangkan banyak kompetisi. Ia berlatih tiga kali seminggu di sebuah klub lepas sekolah dengan anak tanpa cacat.
"Mereka lebih cepat dari dia karena mereka dapat menggunakan kaki mereka, tetapi ia suka mendorong dirinya untuk berlari lebih cepat ketika bertanding dengan mereka. Beberapa tahun yang lalu, dia berlari sejauh 60m dalam 20,03 detik, dan 100m dalam 33,41 detik, ketika dia baru berusia enam tahun. Ini berarti dia hanya tertinggal lima detik dari rekor dunia untuk nomor tunggal lomba lari dengan kaki palsu untuk anak-anak usia sembilan tahun. |
si Kaki Ayam
Penggemar lari tanpa alas kaki yang sudah berpengalaman dengan praktek ini Archives
November 2013
Categories |